TOKYO - Perekonomian Jepang terus menunjukkan tanda-tanda memburuk, ditandai dengan bertambahnya angka pengangguran.
Dalam pernyataannya, Jumat (30/5/2008), pemerintah Negeri Matahari itu juga mengemukakan warganya sudah mulai melakukan pengetatan pengeluaran, menyusul naiknya harga makanan dan bahan bakar.
Dilaporkan Associated Press, angka pengangguran pada April lalu meningkat menjadi empat persen, naik dari 3,8 persen pada Maret. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak September tahun lalu.
"Di tengah kemerosotan ekonomi, kondisi ketenagakerjaan tidak meningkat," kata Keiji Kanda, ekonom lembaga Daiwa Institute of Research. "Jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur menurun dan perusahaan-perusahaan enggan memperkerjakan orang."
Pengeluaran rumah tangga tercatat turun 2,7 persen dari tahun sebelumnya. Angka itu jauh lebih buruk dari yang diprediksi para ekonom sebesar 0,9 persen.
"Data menunjukkan masyarakat mengurangi seluruh pengeluarannya untuk mengatasi kenaikan harga makanan dan bahan bakar. Makanan dan bahan bakar sangat vital, dan kenaikan harga-harga itu secara langsung berimbas kepada pengeluaran rumah tangga," kata Kanda.
Meningkatnya harga bahan bakar dan makanan merupakan faktor utama meningkatnya indeks harga konsumen sebesar 0,9 persen dari tahun sebelumnya. (jri)
No comments:
Post a Comment