TOKYO - Industri pesanan mesin inti Jepang mengalami penurunan hingga 10,4 persen pada Juli hingga September.
Penurunan jenis usaha yang dinilai sebagai kunci pengukuran modal investasi ini dilihat sebagai tanda penurunaa ekonomi Jepang dan dunia.
Kantor kabinet Jepang menyatakan sektor pemesanan mesin swasta jatuh hingga 2,88 triliun yen (USD29 miliar) di kuartal Juli hingga September.
Penurunan yang tajam ini dinilai sama dengan penurunan pada kuartal II pada 1998. "Data terbaru menunjukkan penurunan kepercayaan dunia bisnis dalam menghadapi ekonomi global yang semakin memburuk," jelas ekonom di Institut Penelitian Daiwa Hiroshi Watanabe, seperti dikutip AFP, Senin (10/11/2008).
Dia mengatakan, perusahaan sangat pesimistis tentang keadaan ekonomi global, dan mengharapkan permintaan global dapat berjalan stagnan untuk sementara waktu. Kemudian mereka akan melanjutkan memotong investasi bisnis dalam beberapa bulan mendatang karena lambannya permintaan global.
"Ekonomi global semakin buruk sekarang. Beberapa perusahaan bahkan telah membatalkan pesanan mesin karena permintaan global yang semakin buruk," katanya.
Pesanan mesin inti dari pabrik turun 10,9 persen pada Juli hingga September dari kuartal sebelumnya. Sedangkan dari sektor di luar pabrik juga jatuh 12 persen.
Pesanan dari sektor elektronik jatuh 2,5 persen pada Juli hingga September. Lalu pesanan dari sektor bisnis mobil naik tipis 1,1 persen. Total pesanan mesin, termasuk dari perusahaan-perusahaan listrik dan kapal, turun 3,0 persen pada September.
Penurunan ini juga ditengarai karena ketidakstabilan pesanan dari perusahaan-perusahaan listrik dan industri kapal.
Sementara itu para ekonom mengaku skeptis terhadap proyeksi Kantor Kabinet tentang pesanan mesin inti yang akan tumbuh 1,2 persen pada kuartal IV.
"Permintaan global kini melambat, dan investasi di sektor-sektor penting, seperti mobil dan perangkat elektronik, akan tetap lamban dalam beberapa bulan mendatang. Pemerintah mungkin harus segera menurunkan proyeksi Oktober hingga Desember," kata ekonom senior di Jepang Research Institute Hideki Matsumura.
Pada September, pesanan mesin inti sempat meningkat 5,5 persen dari Agustus, lalu merosot 14,5 persen karena jatuhnya permintaan di tengah ketakutan atas resesi global. Para ekonom pun meramalkan akan mendapatkan keuntungan sekitar 4,9 persen.
Namun Matsumura mengatakan, pertumbuhan ekonomi September terutama disebabkan oleh kenaikan teknis dari Agustus.
"Pertumbuhan pada bulan September sangat lemah," kata Matsumura. Dia menjelaskan perusahaan tetap enggan untuk berinvestasi karena kemunduran dalam ekonomi global.
No comments:
Post a Comment