OKYO - Satu-satu ketahanan ekonomi negara maju mulai melemah. Setelah Eropa, kini giliran Jepang yang notabenenya sebagai negara dengan tingkat ekonomi kedua terbesar di dunia, mulai mengalami resesi.
Resesi mulai menggerogoti Jepang pada kuartal ketiga tahun ini. Hal ini merupakan pertama kalinya yang terjadi sejak 2001. Resesi ini juga sebagai imbas pelambatan ekonomi yang terjadi sekarang ini.
"Saat ini ekonomi Jepang sedang dalam fase resesi," ujar Menteri Keuangan Jepang Kaoru Yosano, seperti yang dikutip dari Associated Press (AP), Senin (17/11/2008).
Padahal, sejak kepemimpinan Perdana Menteri Jepang Taro Aso, telah diluncurkan dua paket stimulus sebagai usaha untuk membentengi dari resesi.
"Kami sedang mengamati resesi yang terjadi, hal ini sebenarnya sama seperti krisis pasar finasial yang terjadi pada 1997 hingga 1998 dan dampak dari resesi AS berpengaruh terhadap kontraksi yang terjadi pada GDP," ujar Ekonom Senior JP Morgan Securities Tokyo dalam laporannya di perdagangan Bursa Jepang.
Gross demestic product (GDP) dari negara tersebut turun sekira 0,4 persen pada periode Juli-September. Penurunan ini di luar dugaan kalangan di Jepang.
Berdasarkan data dua kuartal berturut-turut, Negeri Sakura ini mengalami pertumbuhan yang negatif. GDP pada April-Juni terkoreksi 3,7 persen begitu juga dengan bunganya, terkoreksi sebesar empat persen.
Padahal pengamat ekonomi dari Kyodo news agency memprediksikan GDP akan tumbuh sebesar 0,1 persen pada kuartal ketiga ini.
Pemerintah pun sebenarnya mengharapkan pada tiap kuartal terjadi kenaikan pertumbuhan GDP sebesar 0,1 persen. Hal ini karena investasi bisnis yang merupakan sarana utama dari kebangkitan Jepang pada masa pertumbuhan ekonominya selama enam tahun ini sejak 2002, menurun 1,7 persen dari kuartal sebelumnya.
Diperkirakan, akan terjadi penurunan produk-produk Jepang seperti mobil dan gadget. Pasalnya, perusahaan eksportir terbesar di Jepang, termasuk Toyota Motor Corp dan Nissan Motor Co telah memprediksikan terjadinya penurunan keuntungan serta proyeksi penjualannya. (rhs)
No comments:
Post a Comment