Pages

Sunday, 7 December 2008

news jepang12

JAKARTA - Indonesia berharap bisa kembali merebut urutan teratas kelompok negara-negara yang menjadi tujuan investasi Jepang.

Inilah salah satu tujuan Indonesia meratifikasi perjanjian kerja sama ekonomi (Economic Partnership Agreement/EPA) dengan Jepang.

"Kita harapkan investasi jepang yang akan menggunakan Indonesia sebagai basis produksi barang-barang mereka," ucap Menteri Perdagangan, Marie Elka Pangestu, seusai menghadiri rakor bidang ekonomi, di Gedung Depkeu, Jakarta, Jumat (27/6/2008) sore.

Menurut Marie, peringkat Indonesia sebagai negara tujuan investasi Jepang beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan. Terlebih lagi setelah krisis mulai melanda Indonesia pada 1997. Meskipun, dia mengakui nilai total investasi Jepang memang paling tinggi. Jika dikumulatifkan dari sebelas tahun lalu, nilainya bisa mencapai sekitar USD39 miliar.

"Tahun lalu USD700 juta, itu nominal yang rendah ketimbang sebelum krisis yang bisa USD3 miliar per tahun," ucapnya.

Hingga saat ini Indonesia berada di peringkat sembilan sebagai tujuan investasi Jepang. Padahal sebelum krisis, Indonesia berada di tiga besar.
Namun seiring dengan meningkatnya iklim investasi dan persaingan, akhirnya peringkat Indonesia semakin menurun. Indonesia harus kalah bersaing dengan negara-negara Asia lainnya, seperti China, India, Vietnam.

Untuk itu, Marie Elka tidak berharap terlalu muluk. bahwa kerja sama ini bisa membawa Indonesia bisa menyentuh tiga besar kembali. Dia melihat dengan persaingan yang ada sekarang, berada di peringkat menengah juga merupakan prestasi tersendiri untuk Indonesia.

"Mungkin untuk balik ke nomor tiga agak susah. Karena posisi pertamanya AS dan Eropa, dan waktu itu RRC belum masuk sebagai negara tujuan Investasi. Namun, kalau bisa balik ke posisi lima atau enam itu adalah target pertamanya," ucapnya.

Yang jelas, menurutnya, ada sejumlah bidang yang membuat Jepang ingin meningkatkan ekspansi investasinya di Indonesia. Beberapa sektor yang telah dilirik di antaranya seperti sektor automotif, elektronik dan alat-alat berat (heavier equipment).

"Dengar-dengar mereka mau mulai membangun alat-alat berat di sini. tapi, mereka paling berminat dengan energi dan infrastruktur," jelas Mendag.

Untuk diketahui, geliat di sektor automotif sudah memerlihatkan dampak dari investasi Jepang. Menurut Marie, sejak tahun lalu, Jepang sudah meningkatkan ekspansi investasinya di sektor ini.

"Sejak Januari-April pertumbuhan ekspor automotif, seperti mobil beserta komponennya sudah 54 persen," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment