Menu

Tuesday, 7 October 2008

asterisk

Asterisk – Orange Range - Bleach Op 1

* miageta yozora no hoshitachi no hikari
inishie no omoi negai ga jidai wo koe
iroaseru KOTO naku todoku
KIRARI hitomi ni utsuru dareka no sakebi
kaze ni omoi wo tsuki ni negai wo
chikara aru kagiri ikiteikunda kyou mo
bokura no omoi mo itsuka dareka no mune ni
hikari tsuzukeyou ano hoshi no you ni
hitotsu futatsu kane no ne wa hibiku kokoro no naka e to hiroku fukaku
monogatari no youna hoshi no shizuku sono naka ni hosoi senro wo kizuku
jikan to tomo ni jidai wa ugoku nagareru hoshi wa shizuka ni ugoku
me wo tojite mimi wo sumaseba GOOD BYE
oozora ippai no shirokuro shashin nabiku MAFURA- shiroi iki
sukoshi demo chikazuki takute ano takadai made kakeashi de
omotai bouenkyou toridasu to RENZU hamidashita SUTA-DASUTTO
jikan wo ubawareta jikan jidai wo koete kuru ROMAN
# hanate hikari makezu ni shikkari ima
toki wo koe dareka ni todoku made
eikou no hikari wa kono mukou ni
KIMItachi to tsukutteiku SUTO-RI-
REPEAT *
ubugoe ageta chiisana hikari ookina hikari jikuu wo koe deai
subete no kagayaki ga hitotsu to nari tsukuridasu monogatari
ten to ten wo musubu seiza no you ni
dareka ni totte bokura mo kirei na e egaketetara ii ne
miagete goran yo hora fuyu no DAIAMONDO
yuruyaka na amanogawa sugu yuuki torimodoseru kara
REPEAT #
REPEAT *
kono sora wa hitotsu dokomade mo hiroku sou umi no mukou
ima umareru ibuki tatareru inochi hoshi wa terasu megami no gotoku
nagaku tsuzuku kurikaesu shunkashuntou no isshun demo ii sukoshi de ii
omoi wo kizamu tada hatenaku toki wo koe kagayaki dasu
monogatari wa kokoro no naka de tsuzuite iru
ano hi no kimi wa itsuka yogisha ni notte
miageta yozora no hoshitachi no hikari
inishie no omoi negai ga jidai wo koe
iroaseru KOTO naku todoku
KIRARI hitomi ni utsuru dareka no sakebi
kaze ni omoi wo tsuki ni negai wo
chikara aru kagiri ikiteikunda kyou mo
miageta yozora no hoshitachi no hikari
inishie no omoi negai ga jidai wo koe
iroaseru KOTO naku todoku
bokura no omoi mo itsuka dareka no mune ni
hikari tsuzukeyou ano hoshi no you ni
hikari tsuzukeyou ano hoshi no you ni

teknologi ramah lingkungan

Jepang Pamerkan Teknologi Ramah Lingkungan

Kapanlagi.com - Jepang, selaku tuan rumah pertemuan KTT G8, akan memamerkan berbagai teknologi majunya yang ramah lingkungan, bahkan hampir sepenuhnya bebas dari gas emisi, menyusul masuknya isu konservasi lingkungan sebagai salah satu agenda utama dalam pertemuan tersebut.

Departemen Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang di Tokyo, Rabu, menyatakan, pihaknya akan memperlihatkan teknologi dari rumah kaca yang ramah lingkungan, bahkan melibatkan sekitar 50 perusahaan Jepang yang ambil bagian dalam kegiatan di Hokkaido 7-9 Juli mendatang.

Sementara itu, Atase Perindustrian KBRI Tokyo Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, Indonesia harus memanfaatkan kesempatan melihat kelebihan teknologi terbaru Jepang di bidang lingkungan, terlebih delegasi Indonesia juga menjadi undangan resmi pemerintah Jepang di KTT G8.

"Delegasi Indonesia nantinya dapat melihat sendiri kemajuan teknologi Jepang sekaligus memperoleh pembanding untuk bisa diterapkan di Indonesia nantinya," kata Sigit.

Ia menambahkan, Indonesia sendiri saat ini sedang menjajaki kerja sama pemanfaatan berbagai teknologi yang ramah lingkungan dari jepang, termasuk teknologi yang memanfaatkan panas buangan dari industri semen.

"Penjajakannya sedang dilakukan dan memang patut diterapkan di Indonesia, mengingat krisis listrik yang dihadapi ada saat ini. Panas buangan yang dihasilkan industri semen nantinya dapat diubah menjadi energi listrik yang bisa langsung dimanfaatkan," katanya.

Selama berlangsung KTT G8 pada 7-9 Juli mendatang di kawasan resort Danau Toyako, Hokkaido, Jepang akan menampilkan berbagai teknologi yang juga hemat energi dan efisien dalam satu panggung raksasa.

Perusahaan-perusahaan seperti Matsushita Electric Industri Co, Sekisu House Ltd, hingga robot humanoid Asimo dari Honda Motor Co. turut ditampilkan.

Robot Asimo sendiri nantinya akan berperan menjamu para tamu dengan menyuguhkan minuman teh khas Jepang, ocha.

Jepang bersama negara industri maju lainnya diwajibkan untuk mengurangi emisi gas kaca yang diyakini mengakibatkan perubahan iklim dan terjadinya pemanasan global.

KTT G8 diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan yang lebih konkret dan mengikat dari negara-negara maju dalam mengurangi CO2.

Negara-negara maju juga diharapkan memberikan teknologi dan bantuan dana kepada negara berkembang sehingga target mengurangi gas buangan (emisi) global bisa dilaksanakan secara bersama. (*/cax)

bayar jalan tol jepang

Teknologi ETC di Jepang: membayar tol tanpa harus berhenti sama sekali

cy_et908_1.jpg

Jalan tol di Jakarta, sudah bayar masih dapat "bonus" kemacetan yang Ruaarrr Biasa, belum lagi harus ngantri yang puaaaaannnnnjang hanya untuk membayar di pintu tol ditambah dengan orang yang membayar pake pecahan 1 juta rupiah. Emang ada? :D

Di Jepang, dengan menggunakan sistim ETC (Electronic Toll Collection System) maka anda tidak perlu lagi berhenti untuk membayar tol, cukup dengan berjalan maksimum 20 km per jam pada saat mendekati pintu tol maka secara otomatis pembayaran telah dilakukan.

Cara kerjasanya sangat sederhana, sebelum pintu tol, telah dipasangkan sebuah perangkat pembaca kartu secara nirkabel dan saat anda mendekati pintu tol tersebut, otomatis pintu penghalang otomatis akan terbuka.

Untuk menikmati pembayaran otomatis ini, tentu saja harus membeli semacam voucher yang nantinya diletakkan di dalam mobil yang dimasukkan ke dalam suatu perangkat elektronik (ETC Card Reader).

ETC Card Reader dari Panasonis tipe CY-ETC908 adalah model keluaran terbaru yang bentuknya lebih kecil dan lebih user friendly, bahkan ada peringatan dalam bentuk suara bila voucher anda sudah habis.

Seingat kami, pemerintah kita juga akan memberlakukan sistim pembayaran secara elektronik tapi tetap saja harus membayar dan berarti masih memungkinkan terjadinya antrian di pintu tol, belum lagi mobil di depan yang begitu lama membayar karena masih mencari-cari dimana kartu terebut diletakkan. :-)

Berikut ini video mengenai sistim ETC, walaupun dalam bahasa Jepang tetapi mudah dimengerti kok. Yang aneh dalam video ini, ternyata banyak sekali kecelakaan yang terjadi pada saat membayar tol di Jepang. :D


tekno jepang 2

[News] Jepang Gunakan Teknologi Ponsel Untuk Penanggulangan Bencana - 22-07-07, 14:51

TOKYO - Di Jepang, negara dengan intensitas bencana yang sangat sering, koneksi telepon tidak hanya berharga untuk kelangsungan hidup tapi teknologinya justru sangat berguna untuk menanggulangi bencana.
Para operator telepon di jepang tidak pernah luput dari yang namanya bencana. Entah itu gempa, banjir maupun bencana alam lainnya yang identik dengan kota jepang. Namun infrastruktur yang dimiliki operator telekomunikasi disana, lebih cepat pula dibandingkan infrastruktur industri lain.
Hal ini dikarenakan 100 juta pengguna ponsel dari 127 juta populasi di jepang, sangat bergantung pada teknologi telekomunikasi untuk membantu mereka menyelamatkan diri dari bencana khusus nya gempa. Operator terbesar di jepang, NTT DoCoMo mendirikan shelter telepon umum untuk korban gempa. Selain dapat menelepon, ditempat tersebut juga disediakan mesin isi ulang baterai untuk ponsel.
Baru2 ini NTT juga mengeluarkan helm high-tech yang dapat digunakan saat bencana. Helm multimedia ini dilengkapi dengan koneksi high-speed dan GPS (Global Positioning System) receiver, lampu senter dan kamera yang terletak di depan helm, berikut sebuah panel solar mini sebagai sumber tenaga.
Salah satu operator lain dijepang menyediakan message board gratis yang memungkinkan para korban untuk saling bertukar informasi singkat saat bencana terjadi.
Contohnya disitu bisa ditulis "keadaan kami baik2 saja","semua aman" atau kalimat pendek apapun yang dapat dilihat oleh keluarga anda untuk sekedar mengabarkan keadaan, ujar pihak dari Softbank Mobile seperti dikutip dari Yahoo News.
Bagi mereka yang kesulitan menggunakan jari jemari untuk mengetik pesan, hampir semua operator memberlakukan layanan pesan suara. Tidak hanya bagi telepon seluler saja tapi juga telepon fixed.
KDDI, operator nomor dua terbesar di jepang, menyediakan layanan radio control dan peta bencana. Layanan ini akan membimbing korban ke daerah aman gempa disatu wilayah secara realtime. "Sistem ini tetap bekerja meskipun jaringan seluler terputus karena kami juga menggunakan sistem GPS via satelit,"ujar teknisi KDDI.
Bahkan pada april lalu, pemerintah setempat di jepang membuat peraturan kewajiban dibenamkannya fitur GPS pada setiap ponsel yang akan dijual di jepang. Hal ini untuk memudahkan pelacakan keberadaan korban sehingga petugas penyelamat dapat dengan mudah menemukannya hanya dengan bantuan teknologi GPS via satelit. Sampai saat ini sekitar 30 persen ponsel yg tersebar di jepang dilengkapi GPS.(sar)

gawang jepang

FIFA Akan Uji Teknologi Gawang di Jepang
[Jumat, 16 November 2007 22:44, BIANGBOLA]

FIFA kemungkinan akan memperkenalkan teknologi garis gawang di Piala Dunia 2010 apabila terbukti efektif di kejuaraan dunia antar klub di Jepang bulan depan.

Dalam sistem percobaan, sebuah microchip di dalam bola memancarkan sinyal elektronik kepada jam tangan wasit ketika melewati garis gawang.

"FIFA sangat tertarik dengan hasil ujicoba," ujar eksekutif FIFA Viacheslav Koloskov, yang juga menjadi ketua komite penyelenggara Piala Dunia antar klub.

"Apabila semuanya dirasa cukup baik, teknologi garis gawang ini akan digunakan pada Piala Dunia 2010," tambahnya.

FIFA telah memutuskan untuk menggunakan sistem teknologi tinggi di Piala Dunia Klub 2007, yang akan diikuti oleh klub-klub juara dari berbagai benua di Jepang antara 7 hingga 16 Desember. AC Milan dan Boca Juniors menjadi favorit untuk mememangkannya.

Sebelumnya sistem tersebut akan digunakan di Piala Dunia 2006 di Jerman namun urung dilaksanakan setelah serangkaian ujicoba terbukti gagal.

"Para pemain selalu khawatir dengan sulitnya penilaian, Jadi apabila teknologi itu memperbaiki ketepatan garis gawang, hal tersebut akan menyenangkan bagi para pemain," ujar Nobuhisa Yamada, kapten Urawa Reds.

Tekno jepang

Gema teknologi nano sebagai teknologi di masa depan telah menyedot perhatian yang luar biasa, terutama bagi dunia peneliti. Dari segi bahasa, istilah "nano" diambil dari ukuran suatu benda/material dalam skala nanometer. Satu nanometer sama dengan sepermiliar meter. Jadi, teknologi nano berarti sebuah rekayasa teknologi material dengan ketelitian ukurannya sampai pada skala nanometer.

Teknologi nano telah diyakini akan menjadi teknologi terobosan untuk kemajuan berbagai bidang, yaitu material, elektronika, IT (information technology), energi, lingkungan, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain. Potensi besar ini lah yang membuat teknologi nano dikenal sebagai kunci teknologi di abad 21. Kecenderungan ini melonjak terutama sejak dikucurkan dana pengembangan teknologi nano di saat launching National Nanotechnology Initiative (NNI), Amerika oleh presiden Bill Clinton tahun 2001, sebagai tanda bahwa teknologi nano telah menjadi program nasional di Amerika.

Menyusul Amerika, negara-negara lain terutama di Eropa barat (Inggris, Jerman, Perancis dan lain-lain), demikian juga di Asia (Jepang, Korea Selatan, Taiwan, China, Israel dan lain-lain) juga mengeluarkan program yang sama, dan bahkan mereka berlomba-lomba untuk bisa menjadi leader dalam teknologi ini. Sebagai negara yang maju dalam bidang industri, Jepang mempunyai perhatian khusus dalam pengembangan teknologi nano. Tulisan ini memfokuskan perkembangan teknologi nano di Jepang, terutama dari sisi titik berat penelitian dan model bisnis teknologi nano.

Dalam rangka menyambut gaung teknologi nano, pada bulan Juni tahun 2002, pemerintah Jepang melalui kementrian pendidikan, olah raga, sains dan teknologi (monbukagakushou), mengeluarkan sebuah laporan berisi arah penelitian dan pengembangan bidang material dan teknologi nano. Laporan tersebut secara garis besar berisi 3 hal. Pertama, titik berat tema-tema riset di bidang tersebut. Kedua, organisasi training SDM peneliti. Dan ketiga, arah industrilisasi ke depannya. Dalam laporan tersebut, muncul 25 tema besar di antaranya : nano device untuk generasi baru IT, single molecular sensing device, bio-molecular device dengan self-assembled method, soft nano-machine, drug delivery, dan lain-lain. Tema-tema ini akan menjadi perhatian utama dalam pengembangan teknologi nano di Jepang sekarang dan masa depan.

Penelitian teknologi nano di Jepang tidak hanya dilakukan di universitas atau institusi penelitian lainnya, tetapi juga di industri. Perindustrian di Jepang telah menyadari bahwa teknologi nano mempunyai peluang besar masuk ke dalam pasaran bisnis, terutama untuk 10 sampai 20 tahun mendatang. Namun demikian, dalam kenyataannya, industri dengan garapan teknologi nano yang langsung berhubungan dengan bisnis masih belum banyak (sekitar 45 venture bisnis tahun 2003). Hal ini masih kalah dengan Amerika yang telah mempunyai venture teknologi nano dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu sekitar 51 venture bisnis tahun 2003. Kondisi di Amerika tersebut disebabkan karena bisnis teknologi nano tidak hanya dilakukan oleh industri, tetapi juga ditunjang oleh venture bisnis universitas sebagai lembaga transfer teknologi dari universitas.

Tiap negara mempunyai model dan arah tersendiri dalam pengembangan bisnis teknologi nano. Jepang sendiri setidaknya mempunyai 3 model yang akan dikembangkan. Pertama, model general trading company, yaitu model kombinasi antara hasil riset dasar dengan komponen teknik produksi. Dengan metode ini, penelitian teknologi nano diharapkan tidak hanya berhenti sebagai hasil riset saja, tetapi juga bisa menghasilkan produk, yang akhirnya bermuara pada bisnis.

Model kedua adalah venture di dalam industri. Dalam dunia industri, penelitian dan pengembangan teknologi mutakhir di Jepang biasanya dilakukan oleh industri-industri besar. Karena itu, mereka mempunyai banyak knowhow tentang teknologi tersebut, terutama untuk penelitian-penelitian dasar. Tetapi, untuk menyambungkan teknologi nano dengan industrilalisasi, tidak cukup dengan kondisi penelitian selama ini. Kecepatan dan manuver khusus diperlukan untuk pengembangan teknologi nano ini. Untuk itu, para industri cenderung memisahkan teknologi nano dari bidang garapan lainnya, dan kemudian mendirikan venture di dalam industri untuk mengakselerasi pengembangan teknologi nano tersebut. Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan perusahaan Hitachi dengan mendirikan Mu-solution venture company atau perusahaan Mitsui dengan Carbon Nanotec Research Institute.

Model ketiga adalah pemikiran memasukkan teknologi nano ke dalam restrukturisasi bisnis industri. Akhir-akhir ini, satu kunci penting dalam manajemen industri adalah pemilihan garapan dan konsentrasi. Industri, cenderung untuk memilih bidang garapan tertentu dan berkonsentrasi/fokus di sana agar menjadi yang terbaik di bidang garapannya. Tetapi, pemilihan garapan dan konsentrasi ini belum lah cukup jika tidak diikuti dengan inovasi perluasan bisnis baru. Dalam hal ini, teknologi nano muncul ke permukaan dan semakin bertambah dari waktu ke waktu.

Demikian gambaran global perkembangan teknologi nano di Jepang, yang dari geliatnya kita bisa melihat begitu seriusnya Jepang tidak mau kalah dari negara lain, dan ingin menguasai pasar teknologi nano.

belajar jepang yaaa

Partikel “de” dipakai untuk menghubungkan Kata Sifat 2 dengan Kata Sifat yg lain. Dengan kondisi, Kata Sifat 2 berada di depan.

Contoh :

- Kirei de shiroi : cantik dan putih

- Shizuka de samui : Sepi dan dingin

Partikel “ni” dipakai untuk menggabungkan Kata Sifat 2 dengan Kata Kerja.

Contoh :

- Majime ni hataraku : bekerja dengan sungguh-sungguh

- Nagame ni kiru : memotong dengan sedikit panjang

Partikel “na” dipakai untuk menggabungkan Kata Sifat 2 dengan Kata Benda (ingat hukum MD).

Contoh :

- Joubu na Kutsu : sepatu yang kuat

- Nigiyaka na Jakarta : Jakarta yang ramai


Penggabungan Kata Sifat dg Kata Kerja

1. Kata Sifat 1

Rumus : Kata Sifat 1 ( i => ku ) + Kata Kerja

Contoh

- Hayaku Hashiru : lari dengan cepat

- Ookiku Naru : menjadi besar

2. Kata Sifat 2

Rumus : Kata Sifat 2 + ni (partikel) + Kata Kerja (perlu partikel “ni“)

Contoh

- Kirei ni Arau : mencuci dengan bersih

- Shizuka ni Shinasai! : mohon tidak berisik!

Penggabungan Kata Sifat dengan Kata Benda

1. Kata Sifat 1

Rumus : Kata Sifat 1 + Kata Benda (tidak perlu partikel)

Contoh

- Kurai heya : kamar gelap

- Amai mikan : jeruk manis

2. Kata Sifat 2

Rumus : Kata Sifat 2 + na (partikel) + Kata Benda (perlu partikel “na“)

Contoh

- Shizuka na Machi : Kota yang sepi

- Kirei na Hito : Orang yang cantik

Kata Sifat 1 (berakhiran”i”)

あかい 赤い Akai Merah
あかるい 明るい Akarui Terang
あおい 青い Aoi Biru
あつい 厚い Atsui Tebal
あつい 暑い、熱い Atsui Panas
あたたかい 暖かい Atatakai Hangat
あまい 甘い Amai Manis (rasa)
いい 良い Ii Baik, bagus
うらやましい 羨ましい Urayamashii Iri
うすい 薄い Usui Tipis
えらい 偉い Erai Hebat
おおい 多い Ooi Banyak
おおきい 大きい Ookii Besar
からい 辛い Karai Pedas
かたい 硬い Katai Keras
きらい 嫌い Kirai Benci
きたない 汚い Kitanai Kotor
くらい 暗い Kurai Gelap
けわしい 険しい Kewashii Curam
こわい 怖い Kowaii Takut
さむい 寒い Samui Dingin
さみしい 寂しい Samishii Sedih, sepi
しろい 白い Siroi Putih
すずしい 涼しい Suzushii Sejuk
せまい 狭い Semai Sempit

Kata Sifat 2 (berakhiran selain “i”)

しずか 静か Sizuka Sepi
にぎやか 賑やか Nigiyaka Ramai
じょうぶ 丈夫 Joubu Kuat
きれい 綺麗 Kirei Cantik, bersih

terbang ke jipuun

"Yokoso! Japan" dan Keunikan Negeri Sakura

SETIAP kali membayangkan Jepang selalu terpikir banyaknya wisatawan yang berkunjung ke negeri itu. Apalagi mereka memiliki banyak tempat wisata dari berbagai jenis, mulai wisata budaya, wisata boga, wisata religius, dan lain-lain.

AH, rupanya salah duga. Ternyata negeri itu tak hebat- hebat amat dalam menarik wisatawan dibandingkan dengan Thailand yang sukses merebut hati wisatawan asing hingga 11 juta orang dalam setahun. Jumlah wisatawan Jepang masih berkisar enam juta orang setahun.

Rupanya Pemerintah Jepang pun masih ingin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke negaranya. Untuk itulah mereka melakukan kampanye besar-besaran dalam menarik wisatawan. Mereka memiliki program "Yokoso! Japan" atau Selamat Datang ke Jepang. Kampanye wisata ini diluncurkan pada Februari lalu.

Dari mulai bandara, pusat perbelanjaan, hotel, dan berbagai tempat wisata tulisan "Yokoso! Japan" bertebaran. Mereka berusaha membuka berbagai informasi dan pelayanan terkait dengan pariwisata kepada orang asing. Seluruh cara dikerahkan agar wisatawan ke Jepang terus bertambah.

Bahkan, Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Jepang Kazuo Kitagawa ketika membuka pertemuan tahunan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Internasional (IATA) akhir Mei lalu mengatakan, meski tak terkait langsung dengan pariwisata, dirinya juga bertanggung jawab terhadap pariwisata di Jepang.

"Perkenankan saya memperkenalkan ’Yokoso! Japan’ kepada setiap orang di sini yang datang dari berbagai negara. Kami berharap anda sekalian akan mendapat kesempatan untuk merasakan berbagai atraksi wisata di negeri kami," kata Kitagawa.

Kampanye kunjungan ke Jepang ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan menjadi dua kali lipat pada tahun 2010. Tahun lalu jumlah wisatawan ke Jepang diperkirakan mencapai 6,14 juta orang atau naik 18 persen dibandingkan tahun 2003. Jepang berharap tahun ini bisa mencapai tujuh juta wisatawan setelah diadakan Aichi Expo 2005 di Nagoya.

JEPANG memiliki berbagai tempat wisata dari mulai wisata ke Gunung Fuji hingga wisata di dalam kota Tokyo, seperti Disneyland, Tokyo Tower, Istana Kerajaan Jepang, hingga sejumlah tempat perbelanjaan. Jepang sebagai negara maju sangatlah menarik. Fasilitasnya sangat modern seperti transportasi sangatlah mudah dijangkau.

Akan tetapi, di luar berbagai tempat wisata dan fasilitas itu, banyak hal sepele yang membuat saya tertarik untuk melihat hal-hal kecil itu di negeri ini dibandingkan mengunjungi berbagai tempat wisata. Mungkin, ini jenis wisata baru, yaitu mengamati hal-hal sepele di negeri orang!

Misalnya, setiap rumah makan di Tokyo selalu menyediakan contoh makanan di bagian depan rumah makan. Contoh makanan itu terbuat dari lilin sehingga orang bisa membayangkan jenis makanan seperti apa yang hendak dibeli. Tidak hanya itu, mereka juga menampilkan harganya dan yang paling penting mereka menyebut perkiraan jumlah kalori-kandungan energi-yang ada pada makanan itu.

Penyebutan kalori itu menjadi sangat menarik ketika orang zaman modern ini meributkan soal kegemukan, diet, dan berbagai penyakit karena kelebihan kalori. Satu porsi makanan ada yang mencapai 900 kilokalori. Hal kecil ini menarik wisatawan karena informasi kecil ini sangat berguna ketika orang akan memutuskan untuk memakan sesuatu dengan berbagai alasannya.

Soal kecil lainnya, Jepang menyadari kondisi cuaca yang kadang merepotkan penduduknya ketika bepergian. Perubahan cuaca seperti hujan termasuk hal kecil yang menjadi perhatian. Pernahkah anda membayangkan kalau suatu saat anda harus ke hotel atau pusat pertokoan di kala hujan besar? Di manakah anda akan menaruh payung? Hal kecil yang pasti akan merepotkan anda!

Di Jepang semua pertokoan menyediakan plastik kecil sebagai kantong bagi payung. Plastik ini bisa diambil gratis. Payung yang basah kemudian dimasukkan ke plastik itu. Setelah itu pengunjung dengan enak menenteng payung ke dalam hotel atau pusat perbelanjaan.

Selain itu, di sejumlah tempat, seperti hotel, disediakan "tempat parkir" bagi payung. Mereka yang masuk ke hotel atau pusat perbelanjaan dan membawa payung bisa "memarkir" payung di sebuah lubang yang disediakan dan menguncinya. Para pemilik kemudian membawa kunci itu. Bila hendak mengambil payung itu ketika balik, pemilik payung cukup membuka kunci itu.

Jepang juga sangat memerhatikan efisiensi. Persoalan biaya yang sebenarnya tidak perlu dikeluarkan selalu dihitung secara cermat. Sebuah hotel mempertaruhkan akan memberi hadiah setara dengan 2.000 yen atau sekitar Rp 180.000 setiap harinya kepada setiap tamunya yang tidak meminta untuk dirapikan kamarnya dan juga tak akan menambah kebutuhan kamar mandi, seperti sabun dan pasta gigi.

Hal yang menarik lainnya, di Jakarta kita masih menemui seminar-seminar dengan pemborosan penggunaan kertas. Jepang sangat efisien dan memerhatikan lingkungan. Lihat saja sebuah pertemuan level internasional, seperti pertemuan tahunan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Internasional (IATA) di Tokyo akhir bulan Mei lalu, tidak ada pemborosan kertas di acara itu.

Setiap materi pertemuan difotokopi bolak-balik. Kualitas kertasnya pun sepertinya kertas kualitas nomor dua. Jadi sebuah materi seminar yang kalau diadakan di Jakarta akan menggunakan 10 kertas, di Tokyo cukup menggunakan lima kertas saja. Bisa dibayangkan kalau acara-acara semacam ini membutuhkan ratusan ton kertas, maka semuanya bisa dihemat hingga separuhnya.

Hal yang menarik lainnya. Kalau kita datang ke Kota Bogor, Jawa Barat, kita akan mendapatkan roti kecil yang dikenal dengan roti unyil. Biasanya kita membeli roti ini dengan boks yang kadang agak merepotkan. Apalagi roti-roti kecil itu tidak dikemas di dalam plastik.

Di Tokyo ada juga kue sejenis. Di lokasi perbelanjaan Nakamise kita mendapati pedagang yang menggunakan mesin sehingga pembuatan roti itu hanya dalam hitungan detik. Bukan itu saja, setiap satu kue dimasukkan dalam kemasan plastik yang higienis dan mudah dibuka. Setelah itu kue dimasukkan ke dalam kantong sehingga mudah ditenteng. Ini lebih higienis dan praktis dibandingkan dengan kemasan roti unyil Bogor itu.

MASIH banyak hal kecil di Jepang yang menarik untuk diperhatikan. Sesekali cobalah minta tolong seseorang di jalan untuk menunjukkan sebuah lokasi yang anda tuju ketika anda bingung mencarinya. Anda bukan hanya ditunjukkan lokasi itu, tetapi akan diantar sampai ke tempat tujuan!

Kadang kita merasa tidak enak hati karena sebenarnya kita hanya membutuhkan petunjuk saja dari mereka. Saya sempat khawatir ketika saya meminta tolong untuk ditunjukkan sebuah lokasi agen wisata di sebuah stasiun kereta, orang yang saya mintai tolong mengantar saya dan dia meninggalkan seluruh barangnya di tempat duduk semula.

Saya sempat khawatir kalau barangnya itu hilang diambil orang saat mengantar saya. Ah, saya baru sadar ini Tokyo, bukan Jakarta, yang jangankan ditinggal meski ditunggu barang kita juga bisa hilang. Masyarakat Jepang memiliki rasa malu yang tinggi sehingga barang- barang yang bukan miliknya tidak akan diambil begitu saja.

Dari berbagai hal yang sifatnya kecil dan sepele itu kita bisa melihat masyarakat Jepang menjadi contoh dalam hal efisiensi, taat pada hukum dan peraturan, kejujuran, hormat kepada orang lain, kerja keras, dan disiplin waktu. Sebuah negara yang masyarakatnya sangat beradab.

Kemajuan sebuah bangsa bukan karena umur negara itu, bukan pula karena kecerdasan penduduknya dan kekayaan alam, tetapi karena sikap atau perilaku masyarakatnya yang telah terbentuk sejak lama melalui kebudayaan dan pendidikan.(ANDREAS MARYOTO, dari Tokyo, Jepang)

cara mudik ke jepang..hahaha

PANDUAN GUIDE WISATAWAN JEPANG

Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di sebelah timur benua Asia. Luas daratannya 378.000 km² dengan jumlah penduduk 127.645.000 jiwa (data www.web-japan.org). Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang ulet, pekerja keras dan disiplin. Karena itulah Jepang dapat mencapai kemajuan seperti sekarang ini. Seiring dengan kemajuan di bidang ekonomi, tingkat kesejehteraan masyarakat Jepang pun semakin baik. Hal ini menyebabkan masyarakat Jepang memiliki peluang untuk berwisata ke luar negeri, termasuk ke Indonesia. Banyaknya orang Jepang yang datang ke Indonesia menyebabkan bertambahnya lapangan kerja, salah satunya yaitu sebagai pemandu wisata. Pemandu wisata di sini tentu saja pemandu-pemandu wisata yang tidak hanya menguasai bahasa Jepang, tetapi juga mengenal kebiasaan dan adat istiadat budaya Jepang. Dengan begitu akan dapat membuat wisatawan Jepang tersebut merasa betah dan confort (nyaman) berada di Indonesia, di Sumatera Barat khususnya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan oleh pemandu wisata untuk mendapatkan simpati dari wisatawan Jepang agar hubungan kerja antara pemandu wisata dengan wisatawan (wisatawan Jepang) tersebut berjalan baik:
1. Menyiapkan kartu nama.
Orang Jepang bisanya saling bertukar kartu nama ketika pertama kali bertemu seseorang. Tujuannya adalah agar mereka dapat membaca dan melafalkan nama orang yang baru dikenalnya dengan baik. Lidah orang Jepang tidak seperti lidah orang Indonesia yang mudah melafalkan nama atau kata-kata dalam bahasa lain. Orang Indonesia tidak akan mengalami kesulitan dalam melafalkan nama orang asing, baik orang itu berasal dari Jepang atau dari Eropa karena orang Indonesia berbahasa ibu bahasa Indonesia yang menggunakan huruf latin yang di dalamnya dapat ditemukan kata-kata yang huruf konsonannya berurutan. Contoh nama orang Eropa : Smith, Wilson, Andrew, dll, sedangkan ciri khas bahasa Jepang adalah sebagian besar kosakatanya terdiri dari huruf konsonan dan vokal yang berurutan. Contohnya Takahasi, Suzuki, Watanabe. Kalau seandainya ada kosakata yang konsonannya rangkap, biasanya pada salah satu huruf konsonan kata tersebut akan ditambahkan sebuah huruf vokal. Contohnya pada nama Idrus. Orang Jepang akan membacanya Idorusu. Putri à Putori.
Kartu nama ini juga dijadikan alat untuk menilai seseorang. Kartu nama yang ekslusif menunjukkan pemiliknya adalah ”orang yang berada” atau kartu nama yang unik dapat menunjukkan bahwa pemiliknya berjiwa seni tinggi. Karena di dalam kartu nama itu juga biasanya dituliskan pekerjaan, nama instansi, lambang instansi, alamat dan nomor telepon instansi, maka kartu nama dapat juga digunakan untuk mengetahui jabatan/ posisi lawan bicaranya. Pemilik kartu nama yang di kartunya ada lambang dan nama instansi yang cukup terkenal akan lebih dipercayai dan dihormati.
2. Merespon pembicaraan.
Memberi respon (aizuchi) adalah suatu keharusan dalam berkomunikasi dengan orang Jepang. Kalau kita tidak merespon ketika orang Jepang sedang berbicara, orang tersebut bisa saja menganggap kita tidak mendengarkan pembicaraannya atau tidak tertarik pada apa yang dibicarakan. Aizuchi ini dapat membuat komunikasi lebih hangat dan hidup, tapi hati-hati jangan sampai salah menggunakan aizuchi. Kebiasaan orang Jepang ini berbeda dengan kebiasaan orang Indonesia yang tidak mau disela ketika sedang berbicara. Orang Indonesia justru akan marah kalau disela saat sedang berbicara. Adapun aizuchi yang sering digunakan dalam berbicara dengan orang Jepang adalah :
bahasa formal bahasa informal arti
hai/ee ee/un ya
soo desu ne soo ne benar juga
naruhodo naruhodo oh iya ya
soo desu ka soo ka masa’ sih
hontoo desu ka honto? benarkah?
sono toori desu sono toori seperti yang kamu
bilang/ begitulah
3.Menjaga kedisiplinan.
Orang Jepang adalah orang-orang yang terkenal akan kedisiplinannya. Mereka biasanya merencanakan kegiatan dengan baik dan detil. Jika berjanji, mereka biasanya telah siap 5 atau 10 menit sebelum waktu janjian tiba. Keterlambatan akan mengganggu jadual yang telah disusun dan dapat menyebabkan kerugian moril dan materil. Tidak semua orang Indonesia tidak disiplin atau tidak tepat waktu, tapi ada kecenderungan tidak menghargai waktu. Ada teori yang dikemukakan oleh pakar bahasa tentang kebiasaan orang Indonesia yang tidak menghargai waktu, yaitu orang Indonesia tidak menepati waktu karena dalam bahasa Indonesia tidak ada ’kala’ (tense). Dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris ada ’kala’ (tense). Karena itu, waktu adalah hal yang sangat diperhatikan baik oleh Jepang maupun oleh orang-orang Eropa.
Bahasa Bentuk
sekarang sedang lampau
Indonesia makan makan makan
Jepang taberu tabete iru tabeta
Inggris eat eating ate
Dalam bahasa Indonesia, kata ’makan’ tidak mengalami perubahan bentuk meskipun di gunakan dalam bentuk sedang terjadi atau bentuk lampau. Hal ini berbeda dengan bahasa Jepang di mana kata ’taberu’ akan mengalami bentuk kalau digunakan untuk menyatakan sedang makan ’tabete iru’ dan kalau digunakan untuk menyatakan sudah makan berubah menjadi’tabeta’.
4. Menjaga kebersihan.
Orang Jepang tidak hanya disiplin soal waktu, tapi juga disiplin dalam hal membuang sampah. Berbeda dengan orang Indonesia suka seenaknya buang sampah, tak peduli di jalan, dalam angkot atau dalam bus. Sungai pun jadi tempat pembuangan sampah favorit. Kalau terjadi banjir karena selokan tersumbat atau karena pendangkalan sungai yang diakibatkan oleh penumpukan sampah yang disalahkan adalah pemerintah.
Orang Jepang sudah terbiasa membuang sampah pada tempat-tempat tertentu dan pada hari-hari tertentu pula. Di Jepang sampah di bagi atas beberapa jenis dan hari pembuangan sampah-sampah ini berbeda-berbeda tergantung jenisnya.
Adapun jenis-jenis sampah tersebut dan hari pembuangannya adalah sebagai berikut :
a. sampah yang dapat dibakar
misalnya : sampah kertas
hari pembuangan : Senin, Rabu, Jumat
b. sampah yang tidak dapat dibakar
misalnya : barang-barang dari kaca, barang-barang dari plastik,
barang-barang dari logam
hari pembuangan : Kamis
c. sampah besar
misalnya : perabot rumah tangga, barang-barang eletronik, sepeda
hari pembuangan : Selasa minggu ketiga
d.sampah yang bisa didaur ulang
misalnya : kaleng bekas, botol bekas, koran bekas
hari pembuangan : Selasa minggu kedua dan keempat.
Metode ini dapat juga diadopsi oleh pemerintah sehingga kebersihan lingkungan dapat diwujudkan dan banjir yang disebabkan oleh tersumbatnya selokan dan pendangkalan sungai oleh sampah dapat dicegah. Pemisahan sampah-sampah berdasarkan jenisnya ini juga mempermudah pengolahan sampah yang tidak hanya bermanfaat di sektor ekonomi, tapi juga baik untuk lingkungan hidup.
5. Membalas email/ surat.
Dalam dunia pariwisata berkomunikasi dengan orang Jepang tidak hanya dilakukan dengan bertatap muka langsung, tapi dapat juga dilakukan dengan email atau surat. Jika mendapat email/ surat dari orang Jepang, hal pertama yang harus dilakukan adalah memberitahukan bahwa email dari orang Jepang tersebut telah diterima dan berterima kasih atas email yang dikirimkan, meskipun belum sempat membalas isi email yang dikirimkan oleh orang Jepang tersebut secara detil. Hal ini akan membuat orang Jepang senang dan merasa dihargai.
6. Ungkapan salam
Ada banyak ungkapan salam bahasa Jepang yang sangat berguna sekali dalam berkomunikasi dengan orang Jepang, di antaranya :
v Ogenki desuka. à Apa kabar.
v Okagesamade genki desu. à Baik-baik saja.
v Arigatoo gozaimasu. à Terima kasih.
v Dooitashimashite. à Sama-sama.
v Gomennasai. à Mohon maaf.
v Sumimasen. à Minta maaf.
v Daijoobu desu. à Tidak apa-apa.
v Omedetoo. à Selamat.
v Ohayoo gozaimasu. à Selamat pagi.
v Konnichiwa. à Selamat siang.
v Konbanwa. à Selamat malam.
v Irasshaimase. à Selamat datang.
v Sayoonara. à Selamat jalan.
v Mata ashita. à Sampai besok.
v Mata aimashoo. à Sampai jumpa lagi.
v Mata atode. à Sampai nanti.
Untuk mendapatkan simpati dari wisatawan Jepang tidak hanya hal-hal yang mereka senangi saja yang harus diketahui. Hal-hal yang tidak mereka senangi pun harus diketahui oleh pemandu wisata. Berikut ini adalah hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh pemandu wisata karena wisatawan Jepang tidak menyukainya, yaitu :
1. Meminta tips.
Meminta tips kepada wisatawan Jepang adalah suatu yang tidak boleh dilakukan (tabu). Wisatawan Jepang tidak sama dengan wisatawan Amerika atau Eropa yang suka memberi tips. Bagi wisatawan Jepang, uang yang dibayarkannya ke tempat pemandu wisata bekerja (travel agent) sudah termasuk tips untuk pemandu wisata. Orang Jepang sangat mementingkan tranparansi dan kejujuran. Segala biaya yang mesti mereka bayar harus jelas penggunaannya, misalnya biaya kamar hotel, tranportasi, gaji pemandu wisata, biaya masuk objek wisata dll.
2.Mengajak makan makanan pedas.Makan adalah kebutuhan setiap manusia. Pada saat berwisata, wisatawan pasti makan makanan setempat, selain karena memang itulah makanan yang tersedia, juga karena tertarik dengan makanan setempat. Tidak banyak restoran di Sumatera Barat menyediakan masakan Jepang, karena itu pemandu wisata harus membawa wisatawan Jepang ke restoran atau rumah makan yang tepat. Rumah makan atau restoran yang tepat di sini maksudnya adalah rumah makan atau restoran yang terjamin kebersihannya dan makanannya tidak terlalu pedas. Orang Jepang tidak menyukai makanan pedas karena makanan pedas dapat menyebabkan mereka sakit perut dan mencret-mencret. Hal ini disebabkan oleh makanan mereka pada umumnya tawar, segar atau mentah.
3. Meludah sembarangan.
Orang Indonesia suka meludah di sembarangan tempat, tak peduli saat berjalan ataupun saat sedang mengemudikan kendaraan. ‘Cuah’ di sana, ‘cuah’ di sini bagi orang Indonesia hal lumrah. Bagi orang Jepang meludah sembarangan itu tidak baik. Karena di dalam air ludah tersebut mungkin saja ada bibit penyakit yang dapat diterbangkan angin bila sudah kering. Berbeda dengan kentut yang meskipun aromanya tidak sedap tidak dapat menyebarkan penyakit seperti halnya air ludah. Kentut di sembarang tempat menurut kebiasaan di Indonesia tidak sopan. Bagi orang Jepang kentut itu hal yang lumrah dan sifatnyna alami.
Berikut ini adalah hal-hal yang sebaiknya diketahui oleh pemandu wisata berkaitan dengan sifat atau kebiasaan orang Jepang yang sudah mapan dalam masyarakat, yaitu :
1.Komplain.
Pada umumnya orang Jepang agak tertutup dan pendiam, tidak seterbuka orang Amerika atau Eropa. Kalau mereka tidak menerima service seperti yang dijanjikan atau seperti yang mereka harapkan, mereka tidak akan komplain secara blak-blakan seperti orang Amerika. Kalau pada awalnya mereka berencana akan tinggal di Indonesia 10 hari, akan mereka memperpendek masa tinggal mungkin jadi 5 atau 6 hari. Mereka akan menyampaikan keluhan dan ketidakpuasan mereka kepada teman-temannya atau biro travelnya yang ada di Jepang tentang situasi yang dialaminya. Selanjutnya biro travel tersebut, tidak akan merekomendasikan orang Jepang ke daerah yang tadi.
2. Miburi (bahasa isyarat atau bahasa tubuh).
Ada peribahasa yang berbunyi lain padang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Artinya setiap daerah/ negara punya ciri khas tersendiri. Jepang punya ciri khas tersendiri dan Indonesia punya ciri khas tersendiri. Orang Indonesia menunjuk dirinya dengan menepuk dadanya. Memegang dada bagi orang Jepang tidak berarti ’saya’ seperti di Indonesia, melainkan mengekspresikan kelegaan, ketenangan. Untuk menunjukkan diri sendiri orang Jepang menunjuk hidungnya. Pada saat menyentuh benda yang panas orang Jepang, akan segera memegang telinganya, sedangkan orang Indonesia akan meniup tangan atau jari yang tadi terkena panas. Miburi lain yang berbeda antara di Indonesia dengan di Jepang adalah mengacungkan jempol. Di Indonesia artinya hebat, oke, mantap, di Jepang artinya dia (laki-laki), ayah.
3. Warna.
Di dalam kehidupan orang Jepang, pada dasarnya warna itu dibagi 2, yaitu warna laki-laki dan warna perempuan. Warna perempuan seperti merah muda (pink), kuning, orange dan ungu, sedangkan warna laki-laki biasanya hitam, coklat, biru dan lain-lain. Jadi, kalau memberikan sesuatu kepada orang Jepang harus disesuaikan warna benda yang akan diberikan dengan jenis kelamin orang yang menerima. Kalau tidak begitu pemberian tadi akan sia-sia.
4.Kata sapaan.
Ada banyak kata sapaan dalam bahasa Jepang, seperti -san, -sama, -chan, -kun. Tiap-tiap kata sapaan tersbut memiliki fungsi dan aturan pemakaian tersendiri. Yang paling umum dipakai adalah –san. ’-San’ ini dipakai untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara yang diletakkan setelah nama orang. Tidak pernah dipakai untuk menyebutkan diri sendiri atau setelah nama sendiri. ’–Sama’ dipakai setelah nama orang yang sangat-sangat dihormati. ’–Kun’ dipakai setelah nama anak laki-laki dan ’–chan’ dipakai setelah nama anak perempuan. Misalnya: Nakashima-san, Fukuda-sama, Taro-kun, Aiko-chan.
5. Karaoke.
Berkaraoke juga salah satu kebiasaan bagi orang Jepang. Pemandu wisata harus tahu lokasi-lokasi karaoke yang baik dan juga bisa berkaraoke.
6. Angka.
Angka dalam bahasa Jepang
Angka Sebutan Angka Sebutan
0 zero, rei 11 juu ichi
1 ichi 12 juu ni
2 ni 13 juu san
3 san 14 juu yon
4 yon, shi 15 juu go
5 go 16 juu roku
6 roku 17 juu nana
7 shichi, nana 18 juu hachi
8 hachi 19 juu kyuu
9 kyuu, ku 20 ni juu
10 juu 21 ni juu ichi

30 san juu 900 kyuu hyaku
40 yon juu 1000 sen
50 go juu 2000 ni sen
60 roku juu 3000 san zen
70 nana juu, shichi juu 4000 yon sen
80 hachi juu 5000 go sen
90 kyuu juu 6000 roku sen
100 hyaku 7000 nana sen
200 ni hyaku 8000 has sen
300 sam byaku 9000 kyuu sen
400 yon hyaku 10000 ichi man
500 go hyaku 100000 juu man
600 rop pyaku 1000000 hyaku man
700 nana hyaku 10000000 sen man
800 hap hapyaku